terlihat menggoda? maaf yah foto sedikit noise, maklum kamera entry level
Ah, latepost nih. Yang seharusnya gue posting minggu lalu, tapi baru bisa keposting sekarang. Maklum lah derita jomblo berkepanjangan mahasiswa tingkat akhir salah satu jadi penyebabnya, kalian yang jadi mahasiswa ataupun mahasiswi nanti juga bakal merasakannya juga. Entahlah, semoga gak sengenes penderitaan saya.
Skip skip skip, gue malah curcol disini, yoweslah gausah pake basa basi langsung aja, ditambah gue udah kalah telak, admin sebelah udah ngepost gekikara versi goreng duluan dan malah menuduh gue nonton drama korea. Padahalmah gue nonton kartun jepang, hahaha. Seperti udah dijelaskan sama admin sebelah nih, dari masalah harga yang emang agak mahal (kalo dibanding mie instan lokal macam indomie, supermie, mie sedap dan lainnya harganya gekikara 2-3x lipatnya) dan kalo dibanding mie instan model ramen impor masih terbilang lebih murah dibanding merek samyang yang bisa 3x lipatnya dari gekikara. Ya, alhamdulilah buat mahasiswa kere pun masih agak bersahabat, mungkin bisa murah karena udah diproduksi di indonesia. Oh iya satu lagi, tenang aja buat yang muslim karena udah ada sertifikat halalnya dari MUI. Cekidot penampakannya:
Skip skip skip, gue malah curcol disini, yoweslah gausah pake basa basi langsung aja, ditambah gue udah kalah telak, admin sebelah udah ngepost gekikara versi goreng duluan dan malah menuduh gue nonton drama korea. Padahalmah gue nonton kartun jepang, hahaha. Seperti udah dijelaskan sama admin sebelah nih, dari masalah harga yang emang agak mahal (kalo dibanding mie instan lokal macam indomie, supermie, mie sedap dan lainnya harganya gekikara 2-3x lipatnya) dan kalo dibanding mie instan model ramen impor masih terbilang lebih murah dibanding merek samyang yang bisa 3x lipatnya dari gekikara. Ya, alhamdulilah buat mahasiswa kere pun masih agak bersahabat, mungkin bisa murah karena udah diproduksi di indonesia. Oh iya satu lagi, tenang aja buat yang muslim karena udah ada sertifikat halalnya dari MUI. Cekidot penampakannya:
penampakan bungkusnya
Kesan pertama setelah pegang bungkusnya adalah: wah lumayan berat dan bungkusnya bagus (norak, kebanyakan mie sakura jadi begini nih) gue agak kebingungan sebenarnya. Ini mie rasa apaan, mungkin akan sama seperti orang awam saat pertama mau beli. Tulisan di kanan bawah cuma rasa pedas. Tapi yakali ini mie cuma rasa cabe doang (tapi pedas bisa dari lada atau merica ya, oh iya menthol dari balsem pun pedas. waduh) dan, uwala~ setelah autofokus mata ke kanan bawah, netto 120gram coy! wajarlah harganya segitu. Dan langsung aja gue eksekusi. Ya saat pertama gue coba keluarin mie nya dari bungkusnya agak kecewa karena sama seperti mie instant biasa, cuma mie keriting kering dan lumayan padat, gue cuil sedikit lalu gue kunyah mentah dan terasa khas mie instan buatan nissin yang agak asin dan renyahnya khas. Kemudian gue ambil bungkus bumbunya
Kesan pertama setelah pegang bungkusnya adalah: wah lumayan berat dan bungkusnya bagus (norak, kebanyakan mie sakura jadi begini nih) gue agak kebingungan sebenarnya. Ini mie rasa apaan, mungkin akan sama seperti orang awam saat pertama mau beli. Tulisan di kanan bawah cuma rasa pedas. Tapi yakali ini mie cuma rasa cabe doang (tapi pedas bisa dari lada atau merica ya, oh iya menthol dari balsem pun pedas. waduh) dan, uwala~ setelah autofokus mata ke kanan bawah, netto 120gram coy! wajarlah harganya segitu. Dan langsung aja gue eksekusi. Ya saat pertama gue coba keluarin mie nya dari bungkusnya agak kecewa karena sama seperti mie instant biasa, cuma mie keriting kering dan lumayan padat, gue cuil sedikit lalu gue kunyah mentah dan terasa khas mie instan buatan nissin yang agak asin dan renyahnya khas. Kemudian gue ambil bungkus bumbunya
Ada dua bungkus kecil, Hoy cuma dua! Loh tanpa ada bungkus minyak!
Yah, gue agak sedikit bertanya kenapa gak ada minyaknya, cuma sebungkus bumbu tanpa sekat dan sebungkus plastik transparan berisi sayuran kering. Yasudahlah, gue coba lanjutkan proses eksekusi walaupun agak kecewa karena gak ada minyaknya. Seperti biasa, gue menggunakan mangkok legendaris bergambar ayam jago yang pasangannya entah kemana, sedih ya. Coba buka bungkus bumbu satu satunya dan tuang ke mangkok sambil menunggu mienya yang lagi bermandikan air panas karena gue bawa ke pemandian air panas umum dijepang a.k.a onsen didalam panci.
merah euy, dan lumayan banyak!
Tanpa pikir panjang langsung gue santap, wah lumayan enak! walaupun tanpa minyak, dan untuk ukuran orang biasa mungkin pedasnya lumayan. Tapi serius ini lumayan enak, mungkin karena diproduksi di indonesia dan mungkin juga rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang indonesia? entahlah. Ada sedikit rasa jamur, wortel, daun bawang walaupun berasal dari sayuran kering. Dari bumbunya sendiri terasa juga bawang, lada dan mungkin sedikit jahe, kaldu sapi buatan dan mungkin ikan atau udang? entah tapi yang jelas seperti biasa pada umumnya, terasa MSGnya.
Tanpa terasa hampir 15 menit berlalu dan gue akhirnya menghabiskan mie ini dengan lumayan puas dari segi porsinya.
Kesimpulannya: Untuk harga lima ribuan, berdasarkan rasa dan porsi ini cukup worth dan sesuai, lumayan memuaskan. Cocok buat yang laper. Oh iya, pedasnya mungkin untuk ukuran orang biasa lumayan pedas. walaupun untuk gue ini gak terlalu pedas karena selera pedas gue sedikit ekstrem dan saat minum kuahnya walau tanpa minyak tetap terasa agak gimana gitu (sulit diungkapkan dengan kata kata) bukan karena kuahnya kental, mungkin karena ada kandungan lada nya.
Ya, sekian dulu review perdana gue ini dengan tulisan yang panjang sekali dan bumbu lawakan garing, semoga secepatnya gue mendapatkan ide untuk mereview makanan lainnya. Atau kalian punya ide, kritik ataupun saran? tinggalkan komen dikolom bawah atau langsung japri pun silahkan~
merah euy, dan lumayan banyak!
Dan setelah mienya masak, segera gue masukan kedalam mangkok legendaris. Sesuai petunjuk masaknya sih, rebus mie dan sayuran keding kedalam 550ml air air selama 3 menit kemudian tuangkan mie dan kuahnya kedalam mangkok. Whoa! hampir tumpeh-tumpeh! sampe agak susah diaduknya. Dan kalian bisa lihat gambar paling atas tanpa pencitraan seperti pejabat yang baru mencalonkan diri posisi mienya emang agak munjung hampir gak muat. Versi gambar full semangkok mangkoknya:
lihat? hampir tumpah. Abaikan kesemrawutan meja nya.
Tanpa pikir panjang langsung gue santap, wah lumayan enak! walaupun tanpa minyak, dan untuk ukuran orang biasa mungkin pedasnya lumayan. Tapi serius ini lumayan enak, mungkin karena diproduksi di indonesia dan mungkin juga rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang indonesia? entahlah. Ada sedikit rasa jamur, wortel, daun bawang walaupun berasal dari sayuran kering. Dari bumbunya sendiri terasa juga bawang, lada dan mungkin sedikit jahe, kaldu sapi buatan dan mungkin ikan atau udang? entah tapi yang jelas seperti biasa pada umumnya, terasa MSGnya.
Tanpa terasa hampir 15 menit berlalu dan gue akhirnya menghabiskan mie ini dengan lumayan puas dari segi porsinya.
Kesimpulannya: Untuk harga lima ribuan, berdasarkan rasa dan porsi ini cukup worth dan sesuai, lumayan memuaskan. Cocok buat yang laper. Oh iya, pedasnya mungkin untuk ukuran orang biasa lumayan pedas. walaupun untuk gue ini gak terlalu pedas karena selera pedas gue sedikit ekstrem dan saat minum kuahnya walau tanpa minyak tetap terasa agak gimana gitu (sulit diungkapkan dengan kata kata) bukan karena kuahnya kental, mungkin karena ada kandungan lada nya.
Ya, sekian dulu review perdana gue ini dengan tulisan yang panjang sekali dan bumbu lawakan garing, semoga secepatnya gue mendapatkan ide untuk mereview makanan lainnya. Atau kalian punya ide, kritik ataupun saran? tinggalkan komen dikolom bawah atau langsung japri pun silahkan~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar